Sambungan Sebelumnya... Baca Part1
Shendi yg semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Dheni. Pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Mata Shendi tiba-tiba meredup dan bibirnya terbuka. Tiba-tiba seperti tersadar lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar keras ketika berpandangan dgn Dheni.
Ivana melirik ke arah Dheni dan Shendi berganIvanan sambil tersenyum. Lalu dgn tanpa ragu-ragu, Ivana menarik celana Dheni lebih ke bawah. Lalu kembali dikocoknya pelan. Dheni mendesah pelan sambil matanya melirik ke arah Shendi yg jelas kelihatan gelisah. Shendi berulang-ulang mengganti posisi duduknya. Dari kaki yg diluruskan menjadi disilangkan. Kemudian ditekuk.
“Neng suka tak sama barang lelaki yg gede panjang?” tanya Ivana sambil tersenyum menatap ke arah Shendi. “Hmmmmm… Iya… Iya… Suka dong…” kata Shendi menatap Ivana. Matanya melirik ke tangan Ivana yg sedang mengocok dan meremas gagang Kemaluan Dheni. Gagang Kemaluan yg panjang, besar dan berurat-urat. Sekitar dua genggaman tangan Ivana, pikirnya.
“Kalau yg kayak gini suka tak, Neng?” tanya Ivana sambil matanya mengisyaratkan agar Shendi memegang Kemaluan Dheni. “Ah, kamu ada-ada aja… Ya aku suka banget…” kata Shendi senyum-senyum sambil kembali mengubah posisi duduknya. “Sini dong, Neng…” ajak Ivana. .
Shendi beringsut duduk semakin dekat ke arah Dheni. Kepala Kemaluan Dheni terlihat begitu mengkilat dan kemerahan. Shendi sungguh semakin terangsang sekarang. Meliat Shendi yg sedang terdiam memperhatikan tangannya sedang mengocok dan meremas gagang Kemaluan Dheni, Ivana tersenyum. Tangannya meraih tangan Shendi, lalu ditariknya ke arah Kemaluan Dheni. Shendi diam menuruti kemauan Ivana.
“Coba pegang, Neng…” kata Ivana. Tangannya membimbing jari-jari Shendi menggenggam Kemaluan Dheni. Kemaluan Dheni terasa hangat dan berdenyut di tangan Shendi. Nafas Shendi memburu. Ada desiran yg menuntun tangannya perlahan meremas Kemaluan Dheni. Jari jempolnya spontan mengelus kepala Kemaluan Dheni. Digosok-gosoknya cairan kental yg keluar membasahi kepala Kemaluan Dheni yg besar membulat kemerahan itu. Sementara Ivana melepaskan celana pendek Dheni keluar dari kedua kakinya. Dheni tersenyum sambil melirik ke arah Ivana. Ivana juga tersenyum lalu duduk mundur menjauh.
Tanpa diduga tangan Dheni meraih dagu Shendi. Lalu dgn segera mengecup bibirnya dan melumatnya dgn hangat. Satu tangannya yg lain merengkuh pinggang Shendi dan menariknya tiduran di sampingnya. Shendi yg sudah terangsang gairahnya langsung berbaring dan membalas ciuman Dheni dgn hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok Kemaluan Dheni. Tangan Dheni segera menyusup ke balik bawahan gaun terusan Shendi.
Disingkapkannya rok Shendi sampai ke pinggul. Ditelusurinya paha Shendi. Elusan tangannya segera menyelusup ke pangkal paha. Lalu jarinya diselipkan ke balik celana dalam Shendi. Reflex Shendi merenggangkan kedua pahanya dan mengangkat pantatnya. Memberi keleluasaan untuk tangan Dheni masuk ke selangkangannya. Belahan di sela pahanya terasa hangat.
“Ssssssshhhhh… Oooooohhh…” desah Shendi pelan sambil menggelinjang ketika jari tangan Dheni menyusuri belahan Kemaluannya yg sudah sangat basah. “Ooooooooooohhh…” desah Shendi tambah keras ketika jari Dheni masuk rongga Kemaluannya. Dheni menggesek-gesekkan jarinya ke dinding bagian atas di dalam Kemaluan Shendi. Pinggulnya digoyg-goygkan karena nikmat. Lidah Dheni masuk lebih dalam ke rongga mulut Shendi dan membelit menggesek-gesekkan ke dinding mulutnya. Dihisap dan dilumatnya bibir Shendi.
– Sementara Ivana sengaja menjauhkan diri dari mereka. Ivana mendapat suatu rangsangan yg amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dgn perempuan yg ia sukai. Ivana tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Ivana yg terdengar memburu. Ketika tangan Dheni mulai mencoba melepas pakaiannya, Shendi tersentak sesaat. Dgn segera matanya menatap Ivana.
Tapi ketika dilihatnya Ivana tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Shendi melanjutkan bercinta lagi. Shendi sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Dheni merangkul pinggulnya dan satu tangannya yg lain meremas payudara Shendi, Shendi terpejam dan meremas tangan Dheni yg sedang meremas payudaranya. “Oooooo000hhhhhh… my god” desah Shendi seiring dgn jilatan dan pagutan Dheni di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas payudara Shendi.
Sambil berbaring Dheni mengangkat pinggul Shendi dan kedua kaki Shendi diletakkan di pahanya. Lalu ia melepaskan celana dalam Shendi. Sesaat Shendi tampak canggung. Dheni bangun dan segera melepas bajunya. Dheni yg setengah berlutut begitu, Shendi dapat melihat gagang kejantanan yg keras, panjang dan besar di selangkangan Dheni berdiri mengacung dgn kepala Kemaluan yg begitu bulat menantang untuk dimasukkan ke dalam belahan Kemaluannya yg sudah sangat basah. Perut Dheni yg ramping dan berotot sungguh merangsangnya.
Dheni menunduk dan mencium bibir Shendi. Lalu kedua tangannya membuka kancing gaun Shendi. Sambil mengangkat tubuh Shendi agar bangun, bibir mereka terus berpagutan. Satu tangan Shendi melingkari leher Dheni dan tangan yg lain kembali mengocok gagang Kemaluan Dheni dgn lebih cepat. Setelah melepas semua kancing dan kaitan gaun itu, dari kepala Shendi, Dheni menariknya sehingga Shendi sekarang telanjang bulat. Mata Shendi terpejam sayu. Bibirnya terbuka. Ia tak memperdulikan Ivana lagi. Ditariknya tangan Dheni sambil ia membaringkan tubuhnya ke belakang.
Kembali Dheni menunduk menindih tubuh telanjang Shendi. Jilatan lidah Dheni pada pentil payudara Shendi membuat Shendi menggelinjang merasakan nikmat yg amat sangat. Ia juga merasakan sensasi yg sangat besar karena sedang bercumbu dgn seorang pria sambil diamati oleh perempuan lain. Dheni menghisap pentilnya dgn kuat, Shendi meremas rambut Dheni dan membenamkan kepalanya di bulatan payudaranya yg putih bersih itu.
Payudara Shendi begitu kenyal dan besar. Dgn pentilnya yg coklat kemerahan, Dheni begitu cepat terangsang untuk melumatnya lama-lama. “Oooooohh… Ooooooooohh Dheni…” desah Shendi ketika jilatan lidah Dheni turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya. Pinggulnya bergoyg mengikuti desiran rasa nikmat itu. Ivana tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yg sedang bergumul mesra dgn Shendi. Nafasnya makin memburu waktu melihat Dheni dan Shendi berganti posisi.
Dheni berbaring dan Shendi menindih tubuhnya dari atas sambil mengangkangkan pahanya tepat di mulut Dheni. Kemaluan Dheni dihisap sambil dikocok oleh Shendi dan Dheni menjilat serta mengemut bibir Kemaluan Shendi dgn buas. “Ooooooohhhhh Dheni…” Shendi berulang-ulang menjerit sambil menengadahkan kepalanya. Pantatnya ditekan ke bawah dalam-dalam. Membenamkan wajah Dheni di selangkangannya.
Tanpa terasa tangan Ivana menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan Kemaluannya sendiri. Ivana sangat menikmati ketika Dheni mengangkat-angkat pantatnya memompa Kemaluannya ke dalam mulut Shendi. Saat Shendi menghisap dgn kuat Kemaluan Dheni, kontan Dheni mengerang kuat. Tak tahan dgn pemandangan itu, Ivana segera melepaskan semua pakaiannya. Dgn duduk telanjang dan mengangkang, ia mengocok-ngocok Kemaluannya dgn jari sambil mengamati persetubuhan Dheni dgn Shendi di dekatnya.
“Aaaaaarggghhhh… Shendi…” teriaknya sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Nafas Ivana semakin memburu. Satu jarinya semakin cepat keluar masuk Kemaluannya sendiri ketika melihat Dheni dan Shendi kembali berganti posisi.
Shendi tetap di atas. Sambil mengangkangi pinggang Dheni, perlahan satu tangannya memasukkan gagang Kemaluan Dheni ke dalam belahan Kemaluannya. Sambil memeluk Shendi agar terbaring di atas tubuhnya, ia mulai menyetubuhi Shendi. Satu tangannya memeluk punggung Shendi dan tangan yg lain memeluk pinggul Shendi. Desahan dan erangan mereka membuat gairah Ivana bertambah naik.
“Ooooooooohh… Ssssssshh…” desis Shendi ketika Dheni dgn cepat mengangkat-angkat pantat dan mengeluar masukkan Kemaluannya di Kemaluan Shendi dari bawah. Lalu dikecup dan dihisapnya dgn kuat bibir Dheni. Matanya terpejam dan pinggulnya dimaju mundurkan dgn cepat pula. Tak tahan dgn gesekan gagang Kemaluan Dheni yg terasa penuh di dalam belahan Kemaluannya, Shendi menyusupkan wajahanya ke samping sambil menghisap kuat-kuat leher Dheni.
“Gimana rasanya, Neng?” tanya Dheni sambil mengelus rambut Shendi. “Oooooooooohh… Enak bangeeeet, Dheni… Oooooohhh enak bangeeeet…” jawab Shendi sambil meremas rambut Dheni. Sementara pinggulnya bergoyg mengikuti gerakan Dheni.
Setelah sekitar 15-an menit mereka bersetubuh disaksikan Ivana, sampai akhirnya Shendi memeluk tubuh Dheni kuat-kuat. Kemaluannya didesakkan ke Kemaluan Dheni dalam-dalam. Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang. Diremaskan dgn kuat rambut Dheni. Dihisapnya juga dgn kuat leher Dheni. “Oooooooohh… Oooooooooooohh….” desah Shendi terkulai lemas setelah mendapat orgasmenya yg pertama.
Sementara Dheni masih terus mengangkat-angkat pantatnya menggenjot Kemaluannya di Kemaluan Shendi dari bawah. Sambil mencium bibir Shendi, dibalikkannya tubuh Shendi. Lalu dgn berjongkok mengangkang, diletakkannya kedua paha Shendi menimpa pahanya. Dheni menunduk dan mencium kembali bibir Shendi. Spontan Shendi melingkarkan kedua kakinya di pinggang Dheni. Kedua tangannya menekan pantat Dheni kuat-kuat.
Sekarang Dheni dgn cepat lebih leluasa mengocok-ngocokkan gagang Kemaluannya kembali ke dalam Kemaluan Shendi. Shendi kembali mendesah dan menjerit-jerit saat gagang Kemaluan Dheni menyentuh ujung rahimnya. “Ooooooohhhh… Oooooohhhh Dheni…” jeritnya ulang-ulang tanpa henti. Terasa ngilu dan geli yg sangat merangsang Kemaluannya untuk kembali mengalami orgasme. Ditariknya Dheni ke arah tubuhnya sambil memeluknya dgn erat. Kedua kakinya turun menjepit kaki Dheni. Seakan-akan Shendi tak ingin melepaskan Dheni sampai ia mencapai orgasmenya yg kedua. .
Ia juga memaju mundurkan pantatnya dari bawah. Gerakannya makin cepat ketika Dheni mengatakan ia akan keluar. “Oooohhhh… Aku mau keluar Shendi… Aku mau keluar Shendi…” teriak Dheni ulang-ulang.
Shendi dapat merasakan ada sesuatu yg mendesak nikmat akan keluar dari Kemaluan Dheni. Gagang Kemaluan itu terasa semakin membesar di dalam Kemaluannya. Kemaluannya terasa semakin penuh oleh gagang Kemaluan Dheni yg lebih besar daripada Kemaluan suaminya. Saat Dheni akan menarik Kemaluan dari Kemaluannya, Shendi menahan pantat Dheni.
“Di dalam aja… Ooooohhhh“ bisiknya pelan ke telinga Dheni. “Aaaaaarggggghhhhh… Aku tak tahan…” tiba-tiba Dheni mendesah kuat. “Aaaaaaaaaargghhhhhh… Aku keluaaaaaaar… Oooooohhhh… “ Dheni membenamkan gagang Kemaluannya dalam-dalam ke Kemaluan Shendi. Dipeluknya tubuh Shendi dan dilumatnya bibir Shendi dgn kuat. Tiba-tiba Shendi yg merasakan sensasi kenikmatan yg dirasakan Dheni juga tak dapat menahan orgasmenya yg kedua.
“Ooooooooohhhhhh… Dheni… Oooooohhhhh… “ desahnya dgn kuat. Ditekannya pantat Dheni ke bawah dan diangkat-angkat pantatnya ke atas. Ujung gagang Kemaluan Dheni mendesak rahimnya dgn kuat. Sungguh ngilu dan geli yg amat sangat sehingga ia tak dapat menahan kenikmatannya datang lagi. Sehingga pada saat sperma hangat Dheni menyembur ke dalam rahimnya, kontan Shendi tak dapat menahan orgasmenya yg kedua. Berdua mereka berbarengan keluar.
Tubuh Dheni lemas terkulai di atas tubuh telanjang Shendi. Tapi gagang Kemaluannya masih tetap mengeras di dalam Kemaluan Shendi. “Kemaluanku masih keras. Sekarang kamu ya sayg?” tanyanya kepada Ivana. Ivana yg melihat mereka sedang terkulai bertindihan lemas segera beringsut menghampiri. Diusapnya pantat Dheni. Pakaiannya sudah dari tadi ia lepaskan.
“Masih kuat, sayg?” bisik Ivana ke telinga Dheni. Dheni segera mencabut Kemaluannya dari Kemaluan Shendi lalu bangkit berjongkok. Gagang Kemaluannya memang masih keras berdiri walau ia sendiri sudah mengalami orgasme barusan. Shendi duduk sambil tersenyum memperhatikan mereka berdua.
“Aku masih kuat, sayg…” kata Dheni lalu berbaring dan menarik tangan Ivana. Diciumnya bibir Ivana. Ivana segera menaiki tubuh Dheni. Ia duduk mengangkangi selangkangan Dheni. Sambil memeluk pinggangnya, Dheni menggesek-gesekkan gagang Kemaluannya ke belahan Kemaluan Ivana. Lalu Ivana menekan pantatnya membenamkan gagang Kemaluan Dheni ke dalam Kemaluannya.
“Oooooohhh sayaaaang…” desah Ivana dgn kuat. Ditengadahkannya wajah dgn mata terpejam. Sambil menunduk mencium bibir Dheni, diangkat-angkatnya pantat mengocok gagang Kemaluan Dheni dgn cepat. Tiba-tiba ia teringat Shendi. “Gimana, Neng? Enak?” tanya Ivana kepada Shendi sambil tersenyum. Shendi tersenyum. Lalu sambil duduk ia berpakaian.
“Aku bisa ketagihan, lho…” kata Shendi. “Kemaluan Dheni enak banget…” lanjutnya sambil tersenyum manis ke arah Dheni. “Kapan saja Neng pengen, datang aja ke sini…” kata Ivana tersenyum pula.
“Makasih, Ivana. Aku pulang dulu ya,” kata Shendi sambil mengecup pipi Ivana yg sedang bersetubuh dgn Dheni. Diciumnya juga bibir Dheni. Ivana menggangguk. Sesaat mereka terdiam sambil melihat Shendi menutup pintu.
Sampai saat ini, sudah berpuluh kali Shendi bersetubuh dgn Dheni di depan mata Ivana. Ivana bukan biseks. Ivana hanya merasakan suatu gairah dan rangsangan yg sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi perempuan lain yg disukai Ivana sendiri. Dan menurut Ivana juga, sampai detik ini mereka tidak pernah main bertiga. Dheni selalu bersetubuh hanya berdua dgn Shendi.
Shendi yg semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Dheni. Pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Mata Shendi tiba-tiba meredup dan bibirnya terbuka. Tiba-tiba seperti tersadar lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar keras ketika berpandangan dgn Dheni.
Ivana melirik ke arah Dheni dan Shendi berganIvanan sambil tersenyum. Lalu dgn tanpa ragu-ragu, Ivana menarik celana Dheni lebih ke bawah. Lalu kembali dikocoknya pelan. Dheni mendesah pelan sambil matanya melirik ke arah Shendi yg jelas kelihatan gelisah. Shendi berulang-ulang mengganti posisi duduknya. Dari kaki yg diluruskan menjadi disilangkan. Kemudian ditekuk.
“Neng suka tak sama barang lelaki yg gede panjang?” tanya Ivana sambil tersenyum menatap ke arah Shendi. “Hmmmmm… Iya… Iya… Suka dong…” kata Shendi menatap Ivana. Matanya melirik ke tangan Ivana yg sedang mengocok dan meremas gagang Kemaluan Dheni. Gagang Kemaluan yg panjang, besar dan berurat-urat. Sekitar dua genggaman tangan Ivana, pikirnya.
“Kalau yg kayak gini suka tak, Neng?” tanya Ivana sambil matanya mengisyaratkan agar Shendi memegang Kemaluan Dheni. “Ah, kamu ada-ada aja… Ya aku suka banget…” kata Shendi senyum-senyum sambil kembali mengubah posisi duduknya. “Sini dong, Neng…” ajak Ivana. .
Shendi beringsut duduk semakin dekat ke arah Dheni. Kepala Kemaluan Dheni terlihat begitu mengkilat dan kemerahan. Shendi sungguh semakin terangsang sekarang. Meliat Shendi yg sedang terdiam memperhatikan tangannya sedang mengocok dan meremas gagang Kemaluan Dheni, Ivana tersenyum. Tangannya meraih tangan Shendi, lalu ditariknya ke arah Kemaluan Dheni. Shendi diam menuruti kemauan Ivana.
“Coba pegang, Neng…” kata Ivana. Tangannya membimbing jari-jari Shendi menggenggam Kemaluan Dheni. Kemaluan Dheni terasa hangat dan berdenyut di tangan Shendi. Nafas Shendi memburu. Ada desiran yg menuntun tangannya perlahan meremas Kemaluan Dheni. Jari jempolnya spontan mengelus kepala Kemaluan Dheni. Digosok-gosoknya cairan kental yg keluar membasahi kepala Kemaluan Dheni yg besar membulat kemerahan itu. Sementara Ivana melepaskan celana pendek Dheni keluar dari kedua kakinya. Dheni tersenyum sambil melirik ke arah Ivana. Ivana juga tersenyum lalu duduk mundur menjauh.
Tanpa diduga tangan Dheni meraih dagu Shendi. Lalu dgn segera mengecup bibirnya dan melumatnya dgn hangat. Satu tangannya yg lain merengkuh pinggang Shendi dan menariknya tiduran di sampingnya. Shendi yg sudah terangsang gairahnya langsung berbaring dan membalas ciuman Dheni dgn hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok Kemaluan Dheni. Tangan Dheni segera menyusup ke balik bawahan gaun terusan Shendi.
Disingkapkannya rok Shendi sampai ke pinggul. Ditelusurinya paha Shendi. Elusan tangannya segera menyelusup ke pangkal paha. Lalu jarinya diselipkan ke balik celana dalam Shendi. Reflex Shendi merenggangkan kedua pahanya dan mengangkat pantatnya. Memberi keleluasaan untuk tangan Dheni masuk ke selangkangannya. Belahan di sela pahanya terasa hangat.
“Ssssssshhhhh… Oooooohhh…” desah Shendi pelan sambil menggelinjang ketika jari tangan Dheni menyusuri belahan Kemaluannya yg sudah sangat basah. “Ooooooooooohhh…” desah Shendi tambah keras ketika jari Dheni masuk rongga Kemaluannya. Dheni menggesek-gesekkan jarinya ke dinding bagian atas di dalam Kemaluan Shendi. Pinggulnya digoyg-goygkan karena nikmat. Lidah Dheni masuk lebih dalam ke rongga mulut Shendi dan membelit menggesek-gesekkan ke dinding mulutnya. Dihisap dan dilumatnya bibir Shendi.
– Sementara Ivana sengaja menjauhkan diri dari mereka. Ivana mendapat suatu rangsangan yg amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dgn perempuan yg ia sukai. Ivana tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Ivana yg terdengar memburu. Ketika tangan Dheni mulai mencoba melepas pakaiannya, Shendi tersentak sesaat. Dgn segera matanya menatap Ivana.
Tapi ketika dilihatnya Ivana tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Shendi melanjutkan bercinta lagi. Shendi sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Dheni merangkul pinggulnya dan satu tangannya yg lain meremas payudara Shendi, Shendi terpejam dan meremas tangan Dheni yg sedang meremas payudaranya. “Oooooo000hhhhhh… my god” desah Shendi seiring dgn jilatan dan pagutan Dheni di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas payudara Shendi.
Sambil berbaring Dheni mengangkat pinggul Shendi dan kedua kaki Shendi diletakkan di pahanya. Lalu ia melepaskan celana dalam Shendi. Sesaat Shendi tampak canggung. Dheni bangun dan segera melepas bajunya. Dheni yg setengah berlutut begitu, Shendi dapat melihat gagang kejantanan yg keras, panjang dan besar di selangkangan Dheni berdiri mengacung dgn kepala Kemaluan yg begitu bulat menantang untuk dimasukkan ke dalam belahan Kemaluannya yg sudah sangat basah. Perut Dheni yg ramping dan berotot sungguh merangsangnya.
Dheni menunduk dan mencium bibir Shendi. Lalu kedua tangannya membuka kancing gaun Shendi. Sambil mengangkat tubuh Shendi agar bangun, bibir mereka terus berpagutan. Satu tangan Shendi melingkari leher Dheni dan tangan yg lain kembali mengocok gagang Kemaluan Dheni dgn lebih cepat. Setelah melepas semua kancing dan kaitan gaun itu, dari kepala Shendi, Dheni menariknya sehingga Shendi sekarang telanjang bulat. Mata Shendi terpejam sayu. Bibirnya terbuka. Ia tak memperdulikan Ivana lagi. Ditariknya tangan Dheni sambil ia membaringkan tubuhnya ke belakang.
Kembali Dheni menunduk menindih tubuh telanjang Shendi. Jilatan lidah Dheni pada pentil payudara Shendi membuat Shendi menggelinjang merasakan nikmat yg amat sangat. Ia juga merasakan sensasi yg sangat besar karena sedang bercumbu dgn seorang pria sambil diamati oleh perempuan lain. Dheni menghisap pentilnya dgn kuat, Shendi meremas rambut Dheni dan membenamkan kepalanya di bulatan payudaranya yg putih bersih itu.
Payudara Shendi begitu kenyal dan besar. Dgn pentilnya yg coklat kemerahan, Dheni begitu cepat terangsang untuk melumatnya lama-lama. “Oooooohh… Ooooooooohh Dheni…” desah Shendi ketika jilatan lidah Dheni turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya. Pinggulnya bergoyg mengikuti desiran rasa nikmat itu. Ivana tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yg sedang bergumul mesra dgn Shendi. Nafasnya makin memburu waktu melihat Dheni dan Shendi berganti posisi.
Dheni berbaring dan Shendi menindih tubuhnya dari atas sambil mengangkangkan pahanya tepat di mulut Dheni. Kemaluan Dheni dihisap sambil dikocok oleh Shendi dan Dheni menjilat serta mengemut bibir Kemaluan Shendi dgn buas. “Ooooooohhhhh Dheni…” Shendi berulang-ulang menjerit sambil menengadahkan kepalanya. Pantatnya ditekan ke bawah dalam-dalam. Membenamkan wajah Dheni di selangkangannya.
Tanpa terasa tangan Ivana menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan Kemaluannya sendiri. Ivana sangat menikmati ketika Dheni mengangkat-angkat pantatnya memompa Kemaluannya ke dalam mulut Shendi. Saat Shendi menghisap dgn kuat Kemaluan Dheni, kontan Dheni mengerang kuat. Tak tahan dgn pemandangan itu, Ivana segera melepaskan semua pakaiannya. Dgn duduk telanjang dan mengangkang, ia mengocok-ngocok Kemaluannya dgn jari sambil mengamati persetubuhan Dheni dgn Shendi di dekatnya.
“Aaaaaarggghhhh… Shendi…” teriaknya sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Nafas Ivana semakin memburu. Satu jarinya semakin cepat keluar masuk Kemaluannya sendiri ketika melihat Dheni dan Shendi kembali berganti posisi.
Shendi tetap di atas. Sambil mengangkangi pinggang Dheni, perlahan satu tangannya memasukkan gagang Kemaluan Dheni ke dalam belahan Kemaluannya. Sambil memeluk Shendi agar terbaring di atas tubuhnya, ia mulai menyetubuhi Shendi. Satu tangannya memeluk punggung Shendi dan tangan yg lain memeluk pinggul Shendi. Desahan dan erangan mereka membuat gairah Ivana bertambah naik.
“Ooooooooohh… Ssssssshh…” desis Shendi ketika Dheni dgn cepat mengangkat-angkat pantat dan mengeluar masukkan Kemaluannya di Kemaluan Shendi dari bawah. Lalu dikecup dan dihisapnya dgn kuat bibir Dheni. Matanya terpejam dan pinggulnya dimaju mundurkan dgn cepat pula. Tak tahan dgn gesekan gagang Kemaluan Dheni yg terasa penuh di dalam belahan Kemaluannya, Shendi menyusupkan wajahanya ke samping sambil menghisap kuat-kuat leher Dheni.
“Gimana rasanya, Neng?” tanya Dheni sambil mengelus rambut Shendi. “Oooooooooohh… Enak bangeeeet, Dheni… Oooooohhh enak bangeeeet…” jawab Shendi sambil meremas rambut Dheni. Sementara pinggulnya bergoyg mengikuti gerakan Dheni.
Setelah sekitar 15-an menit mereka bersetubuh disaksikan Ivana, sampai akhirnya Shendi memeluk tubuh Dheni kuat-kuat. Kemaluannya didesakkan ke Kemaluan Dheni dalam-dalam. Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang. Diremaskan dgn kuat rambut Dheni. Dihisapnya juga dgn kuat leher Dheni. “Oooooooohh… Oooooooooooohh….” desah Shendi terkulai lemas setelah mendapat orgasmenya yg pertama.
Sementara Dheni masih terus mengangkat-angkat pantatnya menggenjot Kemaluannya di Kemaluan Shendi dari bawah. Sambil mencium bibir Shendi, dibalikkannya tubuh Shendi. Lalu dgn berjongkok mengangkang, diletakkannya kedua paha Shendi menimpa pahanya. Dheni menunduk dan mencium kembali bibir Shendi. Spontan Shendi melingkarkan kedua kakinya di pinggang Dheni. Kedua tangannya menekan pantat Dheni kuat-kuat.
Sekarang Dheni dgn cepat lebih leluasa mengocok-ngocokkan gagang Kemaluannya kembali ke dalam Kemaluan Shendi. Shendi kembali mendesah dan menjerit-jerit saat gagang Kemaluan Dheni menyentuh ujung rahimnya. “Ooooooohhhh… Oooooohhhh Dheni…” jeritnya ulang-ulang tanpa henti. Terasa ngilu dan geli yg sangat merangsang Kemaluannya untuk kembali mengalami orgasme. Ditariknya Dheni ke arah tubuhnya sambil memeluknya dgn erat. Kedua kakinya turun menjepit kaki Dheni. Seakan-akan Shendi tak ingin melepaskan Dheni sampai ia mencapai orgasmenya yg kedua. .
Ia juga memaju mundurkan pantatnya dari bawah. Gerakannya makin cepat ketika Dheni mengatakan ia akan keluar. “Oooohhhh… Aku mau keluar Shendi… Aku mau keluar Shendi…” teriak Dheni ulang-ulang.
Shendi dapat merasakan ada sesuatu yg mendesak nikmat akan keluar dari Kemaluan Dheni. Gagang Kemaluan itu terasa semakin membesar di dalam Kemaluannya. Kemaluannya terasa semakin penuh oleh gagang Kemaluan Dheni yg lebih besar daripada Kemaluan suaminya. Saat Dheni akan menarik Kemaluan dari Kemaluannya, Shendi menahan pantat Dheni.
“Di dalam aja… Ooooohhhh“ bisiknya pelan ke telinga Dheni. “Aaaaaarggggghhhhh… Aku tak tahan…” tiba-tiba Dheni mendesah kuat. “Aaaaaaaaaargghhhhhh… Aku keluaaaaaaar… Oooooohhhh… “ Dheni membenamkan gagang Kemaluannya dalam-dalam ke Kemaluan Shendi. Dipeluknya tubuh Shendi dan dilumatnya bibir Shendi dgn kuat. Tiba-tiba Shendi yg merasakan sensasi kenikmatan yg dirasakan Dheni juga tak dapat menahan orgasmenya yg kedua.
“Ooooooooohhhhhh… Dheni… Oooooohhhhh… “ desahnya dgn kuat. Ditekannya pantat Dheni ke bawah dan diangkat-angkat pantatnya ke atas. Ujung gagang Kemaluan Dheni mendesak rahimnya dgn kuat. Sungguh ngilu dan geli yg amat sangat sehingga ia tak dapat menahan kenikmatannya datang lagi. Sehingga pada saat sperma hangat Dheni menyembur ke dalam rahimnya, kontan Shendi tak dapat menahan orgasmenya yg kedua. Berdua mereka berbarengan keluar.
Tubuh Dheni lemas terkulai di atas tubuh telanjang Shendi. Tapi gagang Kemaluannya masih tetap mengeras di dalam Kemaluan Shendi. “Kemaluanku masih keras. Sekarang kamu ya sayg?” tanyanya kepada Ivana. Ivana yg melihat mereka sedang terkulai bertindihan lemas segera beringsut menghampiri. Diusapnya pantat Dheni. Pakaiannya sudah dari tadi ia lepaskan.
“Masih kuat, sayg?” bisik Ivana ke telinga Dheni. Dheni segera mencabut Kemaluannya dari Kemaluan Shendi lalu bangkit berjongkok. Gagang Kemaluannya memang masih keras berdiri walau ia sendiri sudah mengalami orgasme barusan. Shendi duduk sambil tersenyum memperhatikan mereka berdua.
“Aku masih kuat, sayg…” kata Dheni lalu berbaring dan menarik tangan Ivana. Diciumnya bibir Ivana. Ivana segera menaiki tubuh Dheni. Ia duduk mengangkangi selangkangan Dheni. Sambil memeluk pinggangnya, Dheni menggesek-gesekkan gagang Kemaluannya ke belahan Kemaluan Ivana. Lalu Ivana menekan pantatnya membenamkan gagang Kemaluan Dheni ke dalam Kemaluannya.
“Oooooohhh sayaaaang…” desah Ivana dgn kuat. Ditengadahkannya wajah dgn mata terpejam. Sambil menunduk mencium bibir Dheni, diangkat-angkatnya pantat mengocok gagang Kemaluan Dheni dgn cepat. Tiba-tiba ia teringat Shendi. “Gimana, Neng? Enak?” tanya Ivana kepada Shendi sambil tersenyum. Shendi tersenyum. Lalu sambil duduk ia berpakaian.
“Aku bisa ketagihan, lho…” kata Shendi. “Kemaluan Dheni enak banget…” lanjutnya sambil tersenyum manis ke arah Dheni. “Kapan saja Neng pengen, datang aja ke sini…” kata Ivana tersenyum pula.
“Makasih, Ivana. Aku pulang dulu ya,” kata Shendi sambil mengecup pipi Ivana yg sedang bersetubuh dgn Dheni. Diciumnya juga bibir Dheni. Ivana menggangguk. Sesaat mereka terdiam sambil melihat Shendi menutup pintu.
Sampai saat ini, sudah berpuluh kali Shendi bersetubuh dgn Dheni di depan mata Ivana. Ivana bukan biseks. Ivana hanya merasakan suatu gairah dan rangsangan yg sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi perempuan lain yg disukai Ivana sendiri. Dan menurut Ivana juga, sampai detik ini mereka tidak pernah main bertiga. Dheni selalu bersetubuh hanya berdua dgn Shendi.